Welcome to my blog :)

rss

Selasa, 02 November 2010

Defenisi dan Kompetensi Bidan

Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk menolong perempuan saat melahirkan.

Ada beberapa jenis bidan:
* Bidan tarik - bidan yang baru dipanggil ketika akan melahirkan.
* Bidan tempah - bidan yang sudah dipesan terlebih dahulu untuk menolong seseorang ketika akan melahirkan nantinya

Apakah Yang Dimaksud dengan Kebidanan?

Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya.

Apakah Yang Dimaksud dengan Praktek Kebidanan ?

Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.

Apakah yang Dimaksud dengan Asuhan Kebidanan ?

Asuhan Kebidanan: Adalah prosedur tindakan yang dilakukankan oleh bidan sesuai dengan wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan pengaruh - pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin / bayi dan penolong serta kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempraktikan prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitment untuk memelihara serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya.

Kehamilan Adalah Anugerah, untuk itu harus diselamatkan.

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara dan memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia juga berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.


KOMPETENSI BIDAN DI INDONESIA

Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masayrakat dan kesehatan profesional
1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etaik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarnya.
Pra Konsepsi KB dan Ginekologi
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
Asuhan Konseling selama Kehamilan
3. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengotan atau rujukan dari :
Asuhan Selama Hamil dan Kelahiran
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tangap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wantia dan bayinya yang baru lahir
Asuhan Pada Ibu Nifas dan Menyusui
5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat
Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
Asuhan Pada Bayi dan Balita
7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat ( 1 bulan – 5 tahun )

Kebidanan Komunitas
8. Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat
Asuhan Pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi
9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Perilaku Profesional Bidan
1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan mutahir
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit menular dan strategi pengendalian infeksi
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita/ ibu agar merea dapat menentukan pilihan yangtelah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya merea bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri
8. Menggunakan ketrampilan mendengar dan memfasilitasi
9. Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan keapada ibu dan keluarga
10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

PROFESIONALISME BIDAN

BAB I

PENDAHULUAN

Kita telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini, dunia terasa tanpa batas sehingga mengakibatkan terjadinya banjir informasi. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan yang semakin maju dengan datangnya modal-modal asing, rumah sakit asing, maupun tenaga asing.

Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus mengikuti perkembangan di era ini. Oleh karena itu bidan harus berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan global. Partisipasi ini dalam bentuk peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan organisasi profesi.

1

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI INTERNASIONAL BIDAN

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan kebidanan, yang seharusnya diakui di negaratempatnyan berada, berhasil menjalankan program studinya di bidang kebidanan dan memenuhi kualifikasiyang diperlukan untuk dapat terdaftar dan/ atau izin resmi untuk melakukan praktek kebidanan.

Ia harus dapat memberikan supervise, perawatan dan saran yang diperlukan kepada ibu selama periode kehamilan, persalinan dan pascapartum, membantu kelahiran sebagai tanggung jawabnya, dan merawat bayi serta bayi baru lahir. Perawatan ini mencakup tindakan preventif, deteksi keadaan abnormal pada ibu dan anak, upaya mendapatkan bantuan medis dan pelaksanaan tindakan kedaruratan bila bantuan medis tidak tersedia. Bidan memiliki tugas penting dalam hal konseling dan penyuluhan kesehatan tidak hanya bagi ibu tetapi juga keluarga dan komonitas, tugas tersebut harus meliputi penyuluhan antenatal dan persiapan menjadi orang tua dan dikembangkan sampai area tertentu, sepeti: ginekologi, keluarga berencana dan perawat anak. Bidan bias praktek dirumahsakit, klinik, unit kesehatan, di rumah dan layanan lainnya.

B. PROFESI DAN PROFESIONAL BIDAN

Secara umum, profesi merupakan pekerjaan yang memiliki pengetahuan khusus, melaksanakan peranan bermutu, melaksanakan cara yang disepakati, merupakan ideologi, terikat pada kesetiaan yang diyakini dan melalui pendidikan perguruan tinggi. Profesi sebagai suatu pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya memerlukan tehnik dan prosedur, dedikasi, sert peluang lapngan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan, memiliki kode etik yang mengarah pada orang atau subyek. (Atik Purwandari;2008)

Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (inservice training)(Djam’an Satori, dkk;2008;1,5).

2

Mengenai ciri-ciri jabatan tersebut sebagai profesi, beberapa ciri-ciri yang di berikan adalah sebagaimana diuraikan oleh Atik Purwandari meliputi:

1. Bersifat unik
2. Dikembangkan dengan teliti
3. Mempunyai wadah organisasi
4. Pekerjaan yang mempunyai kode etik
5. pekerjaan yang mendapat imbalan jasa
6. pekerjaan yang dilaksanakan olehorang yang memiliki profesi tersebut

Menurut Djam’an Satori, dkk cirri-ciri profesi adalah sebagai berikut:

1. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas
2. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku
3. Ada organinisasi profesi yang mewadahi para pelakunya
4. Ada etika dan kode etik yang mengatur pelaku etikpara anggotanya dalam memperlakukan kliennya
5. Ada sitem imbalan jasa pelayanan yang adil dan baku
6. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi

Ciri-ciri profesi lainnya menurutOmstein dan Levine adalah:

1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang dilaksanakan sepanjang hayat
2. Memerlukan bidang ilmu dan ketrampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai
3. Menggunakan hasil, penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk ( memerlukan izin tertentu)
6. Otonomi dalam mengambil keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
7. menerima tanggung jawab terhadapkeputusan yang diambil dan untuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
8. mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang diberikan
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya

10. Menggunakan organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri

3

11. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya

12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan

13. mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari setiap anggotanya

14. Mempunyai status social dan ekonomi yang tinggi ( bila dibanding dengan jabatan lain)

Pengertian profesional menunjuk 2 hal, yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan penampilanseseorang dalam melakukan pekerjaannyayang sesui dengan profesinya. Dalamm pengertian kedua ini, istilah professional dikontraskan dengan “nonprofessional” atau “amatir”. Dalam kegiatan sehari-hari orang professional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Selanjutnya Walter Johnson(1956) mengartikan petugas professional sebagai “….seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang memiliki tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi”(Djam’an Satori,dkk;2008)

Profesional juga dapat diartikan sebagai pemberi pelayanan sesui dengan ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara penuh/utuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.

Seorang anggota profesi dan melakukan pekerjaannya haruslah professional. Setiap anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar, untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang sehingga pelayanan kepada pemakai ( klien) akan semakin meningkat

Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan filosifi yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktek, pelayanan dan kode etik profesi yang dimiliki. Suatu jabatan profesi yang disandang oleh anggota profesi tentu mempunyai

ciri-ciri yang mampu menunjukkan sebagai jabatan yang professional. Ciri-ciri jabatan professional adalah:

1. Pelakunya secara nyata dituntu cakap dalam bekerja, memiliki keahlian sebagai tugaskhusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung spesialis)
2. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja professional bukan hasil pembiasaan atau latihan rutinyang terkondisi, tetapi perlu memiliki wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan professional menuntut pendidikan.
3. Pekerja professional dituntu berwawasan luas sehingga pilihan jabatan atau kerjanya harus disadari dengan nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya. Pekerja professional bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, bermotivasi danberusaha berkarya sebaik baiknya.
4. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau negaranya. Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkaryadan sekaligus merupakan tanggung jawab professional.

Bidan sebagai tenaga professional termasuk rumpun kesehatan. Untuk menjadi jabatan professional, bidan harus mampu menunjukkan ciri-ciri jabatan professional, yaitu:

1. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik bidab
8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan

10. Memiliki standar praktek

11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan masyarakat.

12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi

Sebagai bidan professional, selain memiliki syarat-syarat jabatan professional bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menjaga agar pengrtahuannya tetap up to date terus mengembangkan ketrampilan dan kemahiran agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, ketrampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek klinik
3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (bidan, dokter dan perawat) dengan rasa hormat dan martabat
5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan system rujukan yang optimal
6. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ualang kasus audit maternal/ perinatal
7. Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidan praktek, Meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan
8. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktek kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita

Tuntutan berat tehadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan sasaran dan target pelayanan kebidanan, KB dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan sejumlahkeahlian yang diterima dan berguna bagi masyarakat. Konsekuensi logis dari semua itu karena kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan dan keahlian yang bermanfaat dan diterima oleh sebuah masyarakat itu senantiasa berubah. Maka untuk menghadapi masyarakat seperti itu seorang bidan harus mempersiapkansegenap kemampuan dan keahliannya untuk menghadapi segala bentuk perubahan. Proses dinamika masyarakat itulah yang menyebabkan bidan dapat menjai agen pembaharu yang mengambil peran besar, dan peran iniakan dapat dimainkan oleh bidan jik alasannya memang mendayagunakan secara optimal. Masalah ketenagaan atau bidan merupakan masalah besar yang dihadapi para pemimpin mengembangka sumber daya manusia itu ( bidan ) terutama pada saat bertugas di desa pada lingkungan yang memiliki kebudayaan yang sangat beragam ( Wahyuni;1996;158).

6

C. PRAKTIK BIDAN PROFESIONAL

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberi pelayanan/ asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)

Standar Pelayanan Umum

Terdapat dua standar pelayanan umum, yaitu:

Standar 1 Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Standar 2 Pencatatan

Standar Pelayanan Antenatal

Terdapat 6 standar pelayanan Antenatal, yaitu:

Standar 3 Identifikasi Ibu hamil

Standar 4 Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Standar 5 Palpasi Abdomen

Standar 6 Pengelolaan Anemia pada kehamilan

Standar 7 Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan

Standar 8 Persiapan Persalinan

Standar Pertolongan Persalinan

Terdapat 4 standar pertolongan persalinan, yaitu:

Standar 9 Asuhan saat persalinan

Standar 10 Persalinan yang aman

Standar 11 Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

Standar 12 Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

Standar Pelayanan Nifas

Terdapat 3 standar pelayanan nifas, yaitu:

Standar 13 Perawatan bayi baru lahir

Standar 14 Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan

Standar 15 Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

Standar Penanganan Kegawatan Obstetri dan Neonatal

Terdapat 9 standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal, yaitu:

Standar 16 Penanganan perdarahan pada kehamilan

Standar 17 Penanganan kegawatan pada eklamsia

Standar 18 Penanganan kegawatan pada partus lama/ macet

Standar 19 Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

Standar 20 Penanganan retensi plasenta

Standar 21 Penanganan perdarahan pascapartum primer

Standar 22 Penanganan perdarahan pascapartum sekunder

Standar 23 Penanganan sepsis puerperalis

Standar 24 Penanganan asfiksia neonatarum.

Standar Nomenklator Diagnosis Kebidanan

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan penatalaksanaan kebidanan

Bidan dalam menyelenggarakan praktiknya harus:

1. Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan
2. Menyediakan tempat tidur untukm persalinan1 (satu), maksimal 5 tempat tidur
3. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap( protap) yang berlaku.
4.
8

Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku

1. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan Surat Izin Praktik Bidannya atau fotocopy izin praktiknya di ruang prakti, atau tempat yang mau dilihat
2. bidan dalam praktiknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus mempekerjakan tenaga bidan yang lain yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
3. Peralatan yang wajib dimiliki menjalankan praktik bidab sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan
4. Dalam menjalankan tugas, bidan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan ketrampilan profesinya antara lain dengan:
1. Mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesama bidan
2. Mengikuti kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang diselengarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi
3. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agar tetap siap dan berfungsi dengan baik

Wewenang bidan

1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil / bersalin , nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelun rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu
2. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus:
1. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
2. Memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukannya
3. Mematuhi dan melaksnakan protap yang berlaku di wilayahnya
4. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberika dan berupaya secara optima dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau janin
3.
9

Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah termasuk remaja putri, pra hamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode interval)

1. Pelayanan kepada wanita dalam masa pra nikah meliputi konseling untuk remaja putri, konseling persiapan pra nikah dan pemeriksaan fisik yang dilakukan menjelang pernikahan. Tujuan dari pemberian pelayanan ini adalah untuk mempersiapkan wanita usia subur dan pasangannya yang akan menikah agar mengetahui kesehatan reproduksi, sehingga dapat berperilaku reproduksi sehat secara mandiri dalam kehidupan rumah tangganya kelak.

Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, mas persalinan dan masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenanganyang diberikan. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk kedokter

Pelayanan kesehatan kepada anak meliputi:

1. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah sakit yang meliputi:
1. Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman;
2. Menjag tubuh bayi agar tetaphangat dengan kontak dini
3. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
4. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
5. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antar lain melalui perawatan tali pusat secara higienis,pemberian imunisasi dan pemberian ASI ekslusif.
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi (28 hari);
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi atas 6 bulan;
4. Memantau tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitastumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasitumbuh kembang balita
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter

Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain :

1. Memberikan imunisasi pada wanita usia subur termasuk remaja putri, calon pengantin, ibu dan bayi;
2.
10

Memberikan suntukian kepada penyulit kehamilan meliputi memberi secara parentalantibiotika pada infeksi/sepsis, oksitosin pada kala III dan kala IV untuk mencegah perdarahan post partum karena hipotonia uteri, sedativa padapreeklamsia/eklamsi, sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk

1. Melakukan tindakan amniotomipada pembukaan servik lebih dari 4 cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia uteri dan diyakini bahwa byi dapat lahir pervaginan
2. Kompresi bimanual internal dan/atau eksternaldapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu pada perdarahan post partum untuk menghentikan perdarahan. Diperlukan ketrampilan bidan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yangyang berlaku
3. Versi luar pada gemeli pada kelahiran bayi ke 2. kehamilan ganda seharusnya sejak semula direncanakan pertolomgan persalinannya dirumah sakit ole dokter, jika hal ini tidak diketahi bidan yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat melakukan versi luarpada bayi kedua
4. Ekstraksi vacuum pada bayi dengan kepala di dasar panggul
5. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia, yang sering terjadi pda partus lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi yang berat badan lahir rendah, utamanya bayi prematur.
6. Hipotermia pada bayi baru lahir. Dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dind dan metode kangguru

Bidan dalam menyelengarakan pelayanan kesehatan masyarakatmengacu pada pedoman yang ditetapkan. Beberapa kewajiban bidan yang prlu diperhatikan dalam menjalankan kewenangannya:

1. Meminta persetujuan yang akan dilakukan
2. Memberikan informasi
3. Melakukan rekam medik dengan baik

Pemberian surat keterangankelahiran dan kematian dilaksanakan dengan ketentua sebagai berikut :

1. Untuk surat keterangan kelahiran yang dapat di buat oleh bidan yng memberikan pertolongan persalinan dengan menyebutkan bahwa:
1. Identitas bidan penolong persalinan
2. Identitas suami dan ibu mulahirkan
3. Jenis kelamin, berat badan, dan panjang badab anak yng dilahirkan
4. Waktu kelahiran ( tanggal, tempat, jam)

1. untuk surat keterangan kematian hanya dapat diberikan kepada ibu dan bayi yang meninggal pada waktu pertolongan dilakukan dengan menyebutkan
1. Identitas bidan
2. Identitas ibu/bayi yang meninggal
3. Identitas suami dari ibu yang meninggal
4. Identitas ayah dan ibu dari bayi yang meninggal
5. Jenis kelamin
6. Waktu kematian( tempat, tnggal, jam)
7. Umur
8. Dugaan penyebab kematian

TUGAS & TANGGUNG JAWAB BIDAN

PENDAHULUAN
Tugas dan Tanggung jawab sangat penting dalam menentukan mutu kinerja perawat dan bidan. Hal ini membutuhkan proses mental untuk menjadikan Perawat dan Bidan bekerja secara profesional. Perawat dan bidan harus waspada serta meningkatkan kinerjanya mengingat tugas dan tanggung jawab berhubungan dengan kegiatan atau tindakan mereka. Mereka perlu memonitor dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan yang telah dilakukannya, dan selalu berupaya meningkatkan serta menjaga mutu pelayanannya.

PENGERTIAN

• Tanggung jawab: mengarah pada kinerja tindakan dari tugas, mencakup tindakan para staf dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk kesejahteraan pasen.

• Tugas: mengarah pada hasil dari tindakan yang dilakukan. Ini berarti menerima hasil kerja atau tindakan serta tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, serta tindakan, dan catatan yang dilakukan dalam batas kewenangannya.

KONSEP TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung Jawab

• Menempatkan kebutuhan pasen di atas kepentingan sendiri.
• Melindungi hak pasen untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang berkualitas dari perawat atau bidan.
• Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas
• Dapat mempertahankan kinerja professional berdasarkan standar yang berlaku.

TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional. Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat atau bidan yang professional akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis keperawatan atau kebidanan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan atau kebidanan yang berkualitas tinggi. Yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami secara jelas tentang “uraian tugas dan spesifikasinya” serta dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku atau yang disepakati. Hal ini berarti perawat atau bidan mempunyai tanggung jawab yang dilandasi oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas yang dibebankan kepadanya.

Untuk mempertahankannya, perawat dan bidan hendaknya mampu dan selalu melakukan introspeksi serta arahan pada dirinya sendiri (self-directed), merencanakan pengembangan diri secara kreatif dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat mengidentifikasi elemen-elemen kritis untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja klinis mereka, guna memenuhi kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya. Mencatat respon dan perkembangan pasen dengan lengkap dan benar merupakan salah satu tanggung jawab perawat atau bidan dalam melaksanakan tugasnya.


TUGAS

Tugas adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan, dimana “tindakan” yang dilakukan merupakan satu aturan profesional. Oleh karena itu pertanggungjawaban atas hasil asuhan keperawatan atau kebidanan mengarah langsung kepada praktisi itu sendiri. Pada tingkat pelaksana sebagai perawat atau bidan harus memiliki kewenangan dan otonomi (kemandirian) dalam pengambilan keputusan untuk tindakan yang akan mereka lakukan. Manajer ruangan (KARU) bertanggung jawab atas keputusannya terhadap pelaksanaan tugas-tugasnya, termasuk menyeleksi staf, terutama mengarah pada kemampuan kinerja mereka masing-masing. Selanjutnya, setiap perawat atau bidan sebagai anggota tim bertanggung jawab terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu, setiap perawat atau bidan harus faham terhadap pertanggungjawaban atas tugas yang dibebankan kepadanya. Kepala ruangan wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari srafnya. Perawat atau bidan professional harus dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan atau kebidanan kepada pasen. Kepekaan diperlukan terhadap hasil setiap tindakan yang dilakukannya, karena berhubungan dengan tanggung jawab, pendelegasian, kewajiban dan kredibilitas profesinya.

Tanggung jawab profesional mempunyai beberapa tujuan, antara lain: (1) Perawat dan bidan harus mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan organisasi tempat mereka bekerja. (2) Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk pasen dan keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesinya. (3) Mengevaluasi praktek profesional dan para stafnya. (4) Menerapkan dan mempertahankan standar yang telah ditetapkan dan yang dikembangkan oleh organisasi. (5) Membina ketrampilan personal staf masing-masing. (6) Memastikan ruang lingkup dalam proses pengambilan keputusan secara jelas.

MEKANISME TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. Keperawatan atau Kebidanan Klinis
Kelompok perawat atau bidan bertanggung jawab selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu untuk merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan atau kebidanan untuk sekelompok pasennya. Mereka mempunyai wewenang penting untuk memenuhi tanggung jawabnya. Untuk itu mereka harus memiliki wewenang dalam memenuhi tanggung jawabnya dan harus mampu menerima akontabilitas untuk pencapaian hasil praktek keperawatan atau kebidanan. Kewenangan yang dimiliki perawat atau bidan untuk memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan diarahkan langsung kepada pasen pada setiap saat dalam pelaksanaan tugas. Praktek klinik keperawatan atau kebidanan merupakan instrument yang sudah biasa dilakukan dan dapat dipergunakan dalam mempromosikan praktek profesionalnya. Seorang manajer dapat mengembangkannya melalui dorongan dan kepercayaan terhadap staf perawat atau bidan, agar mereka semakin memiliki kesadaran, dan kemampuan klinis dalam memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.

2. Etika Perawat / Bidan
Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab dan akontabilitas dalam praktek klinis keperawatan dan kebidanan didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang jelas serta diintegrasikan ke dalam pendidikan dan praktek klinis. Hubungan perawat atau bidan dengan pasen dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pasien yang pada hakekatnya adalah hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan nilai-nilai etiknya merupakan tantangan yang dikembangkan pada setiap sistem pelayanan kesehatan dengan berfokus pada sumber-sumber yang dimiliki. Perawat atau bidan harus selalu mempertahankan filosofi keperawatan atau kebidanan yang mengandung prinsip-prinsip etik dan moral yang tinggi sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan dengan pasen dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang perawat/bidan melakukan kesalahan dalam memberikan obat kepada pasen, dia harus secara sportif (gentle) dan rendah hati (humble) berani mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen sebagai konsumen, (2) dokter yang mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer Ruangan yang menyusun standar atau pedoman praktek yang berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur Rumah Sakit atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk pelayanan di lingkungan organisasi tersebut.

Mempertahankan Tugas dan tanggung jawab Profesional dalam Asuhan Keperawatan atau Kebidanan

1. Terhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b) Mengikuti praktek keperawatan atau kebidanan berdasarkan standar baru dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi canggih. (c) Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta.

2. Terhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan informasi yang akurat berhubungan dengan asuhan keperawatan atau kebidanan. (b) Memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan berdasarkan standar yang menjamin keselamatan, dan kesehatan pasen.

3. Terhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara kualitas asuhan keperawatan, atau kebidanan berdasarkan standar, dan etika profesi. (b) Mampu dan mau mengingatkan sejawat perawat/bidan untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral profesi.

4. Terhadap Institusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku, termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.

5. Terhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam memberikan pelayanan keperawatan, atau kebidanan yang berkualitas tinggi.


KESIMPULAN

Tanggung jawab dan akontabilitas memerlukan dasar komitmen yang kuat dalam praktek keperawatan atau kebidanan untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara mandiri. Disamping itu diperlukan kemampuan untuk dapat mengarahkan dirinya sendiri, sehingga dapat mengidentifikasikan elemen-elemen kritikal untuk pengembangan atau peningkatan kinerjanya dalam pelaksanaan tugasnya, dalam rangka mempertahankan tercapainya status profesionalnya. Melalui pembelajaran diri secara terus menerus, perawat atau bidan harus senantiasa meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memelihara perilaku yang etis dan professional untuk menghasilkan kinerja klinis yang berkualitas tinggi.

Hal tersebut akan tercapai apabila semua fungsi tugas dan kegiatan dilandasi etika dan standar dengan memanfaatkan dan menerapkan mekanisme akontabilitas untuk memenuhi kepuasan pasen dan kepuasan bekerja.



DAFTAR PUSTAKA

Patricia A. Potter and Anne G.Perry ,1989 “ Fundamental Of Nursing, Concepts, Process ,and Practice, The Mosby Company,USA.

Ann Marine- Tomey R.N,Ph.D,FAAN, 1992” Guide To Nursing Management and Leadership “ Mosby Company ,USA.

Perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat dimaksudkan agar luka tali pusat tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi, nanah, dan kotoran lain. Hal ini dilakukan agar buah hati anda terhindar dari infeksi.
Sedangkan tanda-tanda infeksi tali pusat adalah

* Ada pus atau nanah
* Berbau busuk
* Kulit sekitar tali pusat kemerahan

Untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat ibu harus merawat tali pusat sang buah hati, ibu dapat melakukan :

* Merawat tali pusat dengan teratur
* Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat buah hati
* Bila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih mengalir, JANGAN DIRENDAM
* Biarkan tali pusat mengering, lalu tutup longgar dengan kasa bersih dan kering
* Lipatkan popok di bawah tali pusat.

Bila anda masih ragu anda bisa menanyakan kepada bidan atau tenaga kesehatan terdekat… mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Sebuah cerita tentang bidan

Hari itu hujan membasahi bumi, berton-ton air tertumpah membasahi tanah yang selalu merindukannya, dedaunan basah, dan akar-akar pohon mulai bekerja menyerap air untuk kelangsungan hidupnya, di puncak bukit disebelah utara tampak dua ekor burung kutilang sedang bersembunyi, berteduh sekaligus bermesaraan disebatang dahan pohon cemara.

Disebuah rumah yang terletak di kaki bukit tersebut, tampak seorang gadis berjilbab, sedang termenung didalam kamarnya, menatap kosong kearah jendela sambil berharap sang mentari akan segera bersinar, menyeruak diantara awan-awan hitam yang kini menghiasi bumi. Dia tau disana di tempat dia bekerja banyak para ibu yang sedang menanti kedatangannya, ya… karena dialah satu-satunya bidan yang berada didesa tempat dia sekarang ditugaskan, Bidan Ana begitulah biasa dia dipanggil.

Ditengah keasikannya memandangi tetesan air yang jatuh dari atap rumahnya, terdengar bunyi ketukan, keras dan cepat. Sedikit terkejut, gadis tersebut segera bangkit dan dengan setengah berlari menuju pintu, tidak menghiraukan kursi yang disenggolnya hingga jatuh, dia segera membuka pintu tersebut. Tampak seorang lelaki muda, tinggi dan berbadan besar, wajahnya pucat pasi memelas,sehingga tampak lebih tua dari usia yang sesungguhnya, dengan nafas tersengal-sengal tampaklah bahwa lelaki tersebut telah berlari secepatnya untuk sampai kerumah ini.

”Eh Pak Eko, ada apa nih pak.. hujan-hujan begini kok lari-lari, ayo masuk dulu pak” kata Bidan Ana.

”Anu bu.. itu.. anu saya, udah mau anu..” bapak tersebut tampak terburu-buru untuk bicara sehingga salah kaprah.
Tersenyum, sang bidan berkata ”tenang dulu pak, jangan terburu-buru gitu.. masa anunya mau anu… hihihi”.

Tersadar, sang bapak pun malu sendiri, lalu berkata ”itu bu, istri saya.. Bu Emil mau melahirkan, sekarang ada di Puskesmas bu.. ayo bu.. cepat bu..”

Sambil berkata ”Tunggu sebentar yah pak” sang bidan yang bertubuh kecil tersebut segera berlari ke kamarnya, mengambil perlengkapan yang sebelumnya sudah dia siapkan dan segera kembali menuju kedepan, untuk selanjutnya bersama sang bapak yang sudah menyiapkan sebuah payung untuk dirinya, bersama-sama pergi ke arah barat ke tempat Puskesmas tersebut.

Ini bukan yg pertama kalinya suami sang pasien menjemput dirinya, pernah suatu malam seorang bapak-bapak yang masih menggunakan sarung dan berbalut kaos dalam, membangunkannya karena ketuban sang istri sudah pecah, dan bapak tersebut lebih memilih Bidan Ana daripada harus meminta tolong kepada Dukun Beranak di desa tersebut. Hal ini lah yg membuat para Bidan di desa tidak disukai oleh para Dukun Beranak, karena secara tidak langsung bidan-bidan tersebut mengambil lahan si dukun.

Ditengah guyuran hujan mereka berdua, Pak Eko dan Bidan Ana, tampak kesulitan berjalan di pematang-pematang sawah, melewati berpetak-petak padi berwarna hijau yang seakan-akan menari-nari kegirangan karena hujan yang turun ini. Para petani tampak sedang berleha-leha, di pondok-pondok kayu ditengah-tengah sawah mereka. Bersiul sambil bernyanyi, karena membayangkan padi mereka akan tumbuh segar, yang berarti rezeki mereka sudah didepan mata.

Setelah melewati sawah-sawah tersebut, tampaklah sebuah bangunan batu berwarna putih yang berdiri megah dikeliling beberapa pohon rambutan, disekitar bangunan tersebut terlihat anak-anak kecil sedang bermain tak-umpet, berlari kesana kemari mencari tempat untuk sembunyi. Didepan bangunan tersebut berdiri papan kayu yang sedikit reot, bertuliskan Pusban ( Puskesmas Bantuan ) Desa Sakarepe (Sak karep e /red.)

Dengan nafas tersengal-sengal karena mengikuti langkah-langkah panjang sang bapak, akhirnya Bidan Ana meletakkan payungnya disudut pintu, tampak olehnya para pasien berdiri didepan loket kecil yg tersedia seadanya, menanti giliran mendapatkan pelayanan. Terus menuju ruangan kecil disebelah kiri pintu yang tadi, dilihatnya dua orang wanita berjilbab.

Yang seorang berkulit putih, berhidung pesek, lebih muda dari dirinya, jika tersenyum maniiiiisssss……. sekali ^^(ga boong loh…..) bernama Aisyah , dia menyapa sang bidan ”Selamat Pagi Mbak Ana”, dan yang seorang lagi berkulit hitam, tahi lalat besar bertengger diatas dagunya, tampak perutnya sudah membesar, karena perempuan tersebut sedang hamil wanita tersebut bernama Dewi, tetapi dikarenakan sedang sibuk dia tdk melihat kedatangan sang bidan.

”Selamat pagi juga, mana Mbak Ria?” jawab sang bidan pendek
”Mbak Rianya belum datang mbak, mungkin masih ngurusin anaknya” jawab Aisyah polos, tetapi tetap dengan senyum manisnya >,<. Sambil terus melangkah menuju ruangan sebelah, sekilas dia melihat seorang gadis bertubuh kecil,bernama Nanda, rekan kerjanya yang sedang menelpon sambil duduk di sebuah kursi didepan ruangan yang tadi, gadis tersebut berambut panjang lurus, terlihat jelas habis rebonding, karena baunya sangat menyengat hidung, gadis tersebut tengah tertawa cekikikan, entah karena lelucon temannya diseberang telpon sana atau dia emang udah ga waras, terlihat tangan kiri gadis tersebut sedang menggaruk-garuk tangan kanannya yg sibuk memegang telpon, ”pasti gara2 kedinginan” begitulah yg ada dipikiran Bidan Ana. Ketika sampai di ujung ruangan, Bidan Ana terkejut karena hampir bertabrakan dengan seorang pria, pria tersebut bertubuh tinggi, kurus, dengan bulu mata dan alis yang tebal menghiasi wajah tirusnya, tahi lalat tertempel manis diatas bibir pria tersebut. Wajah tampan pria tersebut membuat Bidan Ana tertarik, tetapi dia langsung teringat kekasihnya yang dikota bernama Ijul, yang berjanji akan melamarnya Bulan Haji yang akan datang. Tetapi sayangnya sudah tiga kali puasa tiga kali lebaran bang Ijul belum pulang-pulang^0^. ”Huh… bikin kaget ajah neh Angga..” kata sang bidan. ”Mau kemana sih?” lanjutnya.. ”Eh.. Ana… Ituloh udah janji ketemu ama temen ditoilet” jawab si Angga, yg juga kaget karena hampir bertabrakan. ”Ana mau ikut??” tanyanya. ”BENJOL” hanya sebuah kalimat itulah yang keluar dari bibir tebalnya dan menjadi jawabannya, dan dengan gaya manjanya dia palingkan wajahnya, lalu kembali mengikuti Pak Eko, yg sudah semakin terlihat gelisah. Di sebuah ruangan yang memang telah dipersiapkan tampak seorang ibu sedang mengerang kesakitan, karena buah hatinya yang telah dibawanya kemana-mana selama 9 bulan sudah tidak sabar untuk keluar menatap indahnya dunia hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berganti pakaian dengan pakaian dinasnya, Sang Bidan melaksanakan tugasnya, mengucapkan kalimat ”Dorong bu..”, ”Tarik Nafas”, ”Keluarkan”, berulang-ulang tiada henti, dan sang ibu hamil pun menuruti semua kalimatnya, perjuangan hidup mati sang Ibu. Sang Bidan tahu, dia harus melaksanakan tugasnya dengan benar, salah sedikit dua nyawa bisa menghilang, begitu beratnya tugas yang harus di emban oleh bidan kecil ini. Setiap detik, setiap menit dari setiap hembusan nafas sang ibu menjadi tanggung jawab moral bagi bidan tersebut. Tetapi meskipun bertubuh kecil, sang bidan sudah terbiasa dengan tugasnya, tangannya cekatan, ucapan-ucapannya tegas, membuat sang ibu mempercayakan semuanya kepadanya. Walaupun sang suami, semakin terlihat tidak karuan mendengar teriakan dan erangan istrinya, sang suami mulai berjalan mondar mandir, membuat lingkaran tak beraturan di lorong puskesmas. Beberapa bapak-bapak lainnya mencoba menenangkannya. Nanda, rekan kerjanya terlihat menutup telinga, ngeri membayangkan sakit sang ibu, sementara itu si Aisyah (masih tetap terlihat manis >,<) mencoba menenangkannya meskipun aisyah sendiri sedikit ketakutan. Dewi, wanita berjilbab yg hamil masih terus sibuk dengan laporan keuangannya, tdk mendengar, bahkan tidak mau mendengar teriakan si ibu, karena beberapa bulan lagi dia lah yg akan berbaring dan berteriak-teriak di tempat tersebut (jangan takut yah wi……).

Sementara itu si Angga yg berada ditoilet, tak mendengar suara apa-apa karena asik dengan kegiatannya saat itu.

”Tenang pak Eko, tenang…. semuanya bakal baik-baik saja” yang berkata adalah seorang bapak, dengan wajah sedikit seram, kumis lebat diatas bibirnya, dan rambut hitam yang telah disemir sebelumnya dirumahnya, tetapi karena kurang rapi, masih terlihat warna putih rambut aslinya (ada yg tahu bapak ini siapa namanya?? ^_^)
Didalam ruangan, Bidan Ana tersenyum, karena kepala sang bayi sudah terlihat, dengan semangat yang bertambah, dia beritahukan kepada si Ibu, dan si Ibu tersebut segera meningkatkan dorongannya, menarik lebih panjang nafas, dan membuang lebih banyak udara..

”Oooooeeeee….. Oooooeeeeee…..” suara yg sama terus terulang berkali-kali, dan tampak sesosok tubuh mungil, berlepotan darah dipeluk oleh sang bidan, hujan yg tadinya deras dan membuat berisik, tiba-tiba berhenti seakan-akan bumi ini ingin ikut menikmati suara tangisan makhluk tak berdosa ini, bintang yang biasanya muncul dimalam hari kali ini sekali-dua kali ikut menampakkan diri, sementara itu diujung khatulistiwa tampak 7 warna indah berbentuk setengah lingkaran, biasa disebut Pelangi menghiasi langit.

”Selamat Bu Emil, bayinya laki-laki” begitulah yg dikatakan Bidan Ana..

Keringat mengalir dari jidat nonongnya, seisi desa tampak bersuka cita.

Bidan Ana tahu dirinya telah melaksanakan tugasnya, sebuah tugas mulia yang tak kalah beratnya dengan pengorbanan seorang ibu yang mempertaruhkan nyawanya.

bagi angga, bidan itu lebih mulia dari seorang dokter sekalipun, karena disaat seorang dokter menyembuhkan pasiennya, dia tak pernah tahu apakah sang pasien adalah orang baik yg berhak hidup ataukah orang berdosa yg sepantasnya mati, tetapi disaat bidan melaksanakan tugasnya, dia membantu ”menghidupkan” makhluk suci yang masih bersih dari dosa)

Tuhan memberikan kesempatan pertama bagi dirimu dan bidan-bidan lainnya, untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya ”mengirimkan” para penerus kehidupan.

(Cerita ini hanya fiktif belaka, Kesamaan nama dan tempat memang disengaja)